CINTA TIDAK SELALU TETAPI HARUS
Oleh
Sahat Parnasipan Manalu, S.Pd., M.Hum.
SMAN 2 Siborongborong-Kab. Tapanuli Utara
B
|
anyaknya penafsiran tentang cinta menjadikan satu kata lima
huruf ini menjadi misterius dan sangat fenomenal. Cinta tidak hanya dikenal
oleh manusia dewasa saja tetapi sudah menjadi konsumsi untuk remaja dan bahkan
anak-anak. Mereka yang mengatasnamakan cinta boleh saja tidak mengenal betul
bagaimana sebenarnya cinta itu berbuat. Mentahnya pemahaman cinta membuat orang
salah menafsirkannya. Dangkalnya perbuatan cinta membuat orang salah
menggunakannya.
Mereka yang telah menemukan cintanya
merasakan kebahagiaan sedangkan para pencari cinta merasa ‘galau’ dan tak putus asa untuk mencarinya sampai ke ujung dunia. Cinta
itu tidak perlu dicari kemana-mana karena sesungguhnya ia berada di dalam diri
manusia itu sendiri. Hal inilah yang sering terlupakan oleh manusia. Manusia
cenderung mencari cintanya itu di dalam diri orang lain.
Cinta itu tidak selalu aman, tetapi harus
nyaman. Sering kali cinta diantara pemuda/i menimbulkan ketidaksenangan untuk
orang yang lain. Sering kali terusik dikarenakan ‘marah, bertengkar, egoisme, maupun cemburu’ dan menjadi bahan pembicaraan orang banyak merupakan
indikator bahwa cinta sudah tidak aman lagi. Tidak ‘aman’ bukanlah alasan untuk tidak memiliki cinta, cinta seharusnya
dipahami sebagai ketulusan untuk menjalin dan membina hubungan mutualis, memberi kesempatan
kepada pasangan dan tidak berniat mendominasi. Perasaan ‘nyaman’ merupakan indikator kuat bahwa kita telah memiliki cinta
dan/atau berada diantara orang orang yang mempunyai cinta tulus.
Cinta itu tidak selalu memiliki, tetapi
harus disyukuri. Cinta seharusnya dimaknai sebagai anugerah karena telah
dipertemukan dengan orang yang mencintai kita dengan tulus meskipun kita
bukanlah menjadi bagian dari hidupnya kelak. Tidak seorangpun bisa memaksakan
keinginan hati untuk mendapatkan cinta yang tulus karena jodoh itu ditangan
TUHAN. Walaupun begitu berat dan bahkan menyiksa, kenyataan hidup adalah
jawaban untuk cinta yang tulus. Syukuri semua kenangan dan masa lalu, jadikan
semuanya sahabat terbaik untuk menghebatkan anda dimasa depan.
Cinta itu tidak selalu memanfaatkan,
tetapi harus berpengharapan. Kecenderungan mengkambinghitamkan atas nama cinta
membuat seseorang lupa atas apa yang telah diperbuatnya telah menyiksa batin dan
menyakiti seseorang. Cinta bukanlah alasan untuk ‘memaksa’ seseorang itu pasti
menuruti segala kemauannya, tetapi cinta yang tulus itu justru berpengharapan
kepada hal-hal yang dirindukan oleh hati kecil. Cinta itu berpengharapan akan hal-hal
kecil yang bermanfaat besar.
Cinta itu tidak selalu buta tetapi
harus terbuka. Cinta tidak menutup mata terhadap perbuatan-perbuatan baik dan
buruk ataupun benar dan salah. Hati yang tulus itu siap menerima konsekuensi
hidup yang harus dijalaninya. Seseorang yang mempunyai cinta yang tulus selalu
menghargai kebaikan dan kebenaran serta terbuka terhadap orang yang telah
melakukan keburukan maupun kesalahan dan menjadikannya kekuatan batin.
Cinta itu tidak selalu terpilih tetapi
harus memilih. Perbuatan baik sering kali ditanggapi miring dan bermotif
negatif. Kecenderungan terhadap hal-hal yang menguntungkan meskipun tidak baik
yang selalu terpilih menjadikan seseorang putus asa dan mengambil keputusan
yang tidak masuk akal dan merugikan diri sendiri. Seseorang yang memiliki cinta
yang tulus pasti berani memilih yang benar. Meskipun kebenaran kadang-kadang
menyakitkan, tetapi seseorang yang memiliki cinta yang tulus harus berkeyakinan
bahwa memilih yang benar tidak pernah bisa dikalahkan meskipun bisa disalahkan.
Tetapi yang pasti ANDA telah memilih hidup dalam kebenaran.
Simpulannya, cinta yang sesungguhnya adalah refleksi diri atas apa yang telah
dipikirkan dengan benar dan dilakukan dengan benar supaya hidup dalam kebenaran